Kehidupan selalu dijalani dengan cara kompetisi. Individu, kelompok, organisasi, perusahaan, bangsa, dan lain sebagainya, selalu diarahkan untuk saling berkompetisi. Budaya kehidupan menciptakan kompetisi sebagai hal terpenting dalam meraih kesuksesan. Kompetisi dilakukan untuk menegakkan harga diri dan kehormatan. Kompetisi dilakukan untuk mencari kemenangan buat kesuksesan diri sendiri, kelompok atau organisasi.
Ketika kompetisi dengan pihak lain dianggap paling benar untuk mengekspresikan potensi diri, maka batas mental seseorang akan terbatas pada keunggulan lawan. Dia tidak akan pernah mempersiapkan diri untuk mengeksplorasi bakat dan potensinya secara optimal, tapi dia hanya akan mempersiapkan diri untuk menang atas lawannya. Artinya, ukuran kemenangan sebatas kelemahan lawan, dan kesuksesan yang diraih sebatas kegagalan lawan.
Bila Anda memiliki impian dan harapan terhadap kehidupan Anda. Anda harus mempersiapkan diri Anda dengan maksimal tanpa berkompetisi dengan pihak lain. Anda harus berkompetisi dengan diri Anda sendiri, yaitu diri sejati Anda harus berkompetsi untuk menang atas ego dan nafsu Anda. Sebab, di saat diri sejati Anda tidak mampu mengendalikan ego dan nafsu diri sendiri, Anda berpotensi kalah dari kehidupan Anda, walaupun mungkin Anda menang dari kompetisi dengan pihak lain.
Kompetisi dengan diri sendiri akan mengantar diri sejati Anda menuju kebahagiaan. Oleh karena itu, Anda harus berkompetisi dengan diri sendiri untuk membangun jembatan hubungan bahagia; untuk mencintai dan dicintai; untuk hidup rukun dengan orang-orang di sekitar Anda; untuk menikmati pekerjaan Anda; untuk sukses secara finansial; untuk kesehatan diri Anda; untuk memiliki perasaan sejahtera dan berkecukupan; untuk ketenangan pikiran dan kedamaian diri sejati Anda; untuk mengendalikan ego dan nafsu Anda agar tidak berkompetisi dengan pihak lain.
Hidup Anda adalah harta sejati Anda. Pastikan Anda cerdas berkompetisi dengan kehidupan Anda. Jangan mengorbankan hidup untuk kepuasan ego dan nafsu, nanti Anda berpotensi terjebak dalam kehidupan yang penuh penderitaan batin.
0 komentar:
Posting Komentar